#13 Lagu Brengsek

Credit: Pinterest 
There's always a certain line in a song that always stuck in your mind because it reminds you of a place, a moment, or a person. — Tumblr

Earworm(stuck song syndrome) adalah sekelebatan musik yang terus berulang-ulang dalam pikiran seseorang, sekalipun musik itu tidak dimainkan. 

Hasil riset James Kellaris menunjukkan 98% setiap orang pernah merasakan earworm. Dia menyatakan dalam risetnya bahwa perempuan mengalami earworm lebih lama dan lebih sering ketimbang laki-laki. 


Dr. Karl Kruszelnicki, seorang ahli sains dan broadcaster ABC Australia mengatakan bahwa ada bagian otak manusia yang "bertugas" mengenali musik, suara, memori, dan berbagai hal spontan lainnya. Dalam arti lain, jika kita mengalami earworm bukanlah suatu keanehan, penyakit atau penyimpangan sebab memang ada ruang di pikiran manusia yang menampungnya. 

Earworm bisa "kambuh" atau muncul sewaktu-waktu. Seperti ketika tak sengaja lagu atau musik tersebut terdengar, sedang cocok dengan mood, atau berkaitan dengan sebuah peristiwa yang sangat dikenal. Singkatnya, earworm berkawan dekat dengan ingatan manusia. 

Tunggu! Jika kita terganggu dengan adanya earworm, Karl memberikan tips untuk menghilangkan earworm. Meskipun ia juga mengakui bahwa hal itu sangat sulit, setidaknya masih ada kemungkinan agar earworm hilang, kan? Pertama, mendengarkan lagu atau musik tersebut secara terus menerus sampai dia tak ada artinya lagi atau menjadi membosankan. Tapi jika cara ini cukup sulit dilakukan atau memanggil trauma dan justru membuat kita semakin terganggu, coba cara kedua:  mengunyah permen karet—cara ini bisa juga diartikan dengan menyibukkan diri atau mengubah tiik fokus kita agar teralih dari lagu-lagu berpotensi earworm tersebut. 

Bagi saya pribadi, setidaknya ada lebih dari 30 lagu yang saya kenal berpotensi earworm. Tapi pada post ini, saya hanya akan membahas 10 dari lagu-lagu tersebut. 

1. I WILL- THE BEATLES
Dirilis pada penghujung tahun 1968 oleh McCartney dan kawan-kawan, lagu ini berhasil menyentuh penikmat musik The Beatles. I Will adalah salah satu lagu "ngarep" dengan level paling ngeselin. Paul McCartney membuat kesan "menunggu" dan "mencintai sendirian" seolah jadi menyenangkan dijalani sepanjang hidup. Lagu ini kabarnya juga ditujukan untuk istri Paul, Linda Eastman. 

2. LDR - RAISA
Pada pertengahan April tahun lalu, UNFEST (UNNES Night Festival) mengundang Raisa untuk mengisi acara puncak Dies Natalis kampus saya. Setelah mendengar ini, saya dan kawan-kawan sudah jauh-jauh hari berburu tiketnya. Nyaris saja kami tak mendapatkannya karena ketinggalan informasi lokasi ticket box. Sejujurnya, saya hanya "kenal" lagu-lagu Raisa. Saya bukan pengagum fanatik Raisa seperti halnya kawan saya—Saskia. 

Pada hari digelarnya UNFEST, saya ribut dengan pasangan saya. Karena konser akan berlangsung sampai malam, saya ingin berkabar padanya. Tapi segala sumpah serapah sungguh tertuju pada signal ponsel yang sangat menyebalkan. Di tepi lapangan, ketika saya masih dapat signal, saya mencoba menghubungi dia dengan berbagai macam cara, via BBM, Line, SMS, hingga saya menelponnya. Sayangnya, tidak ada tanggapan yang berarti darinya. Beberapa menit saya bergeming, menghapus airmata, dan kembali meraih ponsel untuk menonaktifkannya selama acara berlangsung. Lalu segera menyusul kawan-kawan yang sudah standby di depan panggung. 

Pada penghujung acara, Raisa memmbawakan lagu ini, dan sialnya sangat dramatis! Membuat saya harus mencintai sekaligus membenci lagu ini secara bersamaan. Tak jarang setelah peristiwa itu berlalu, ketika lagu ini terdengar, sebuah momen di kepala saya ikut pop-up bagai iklan-iklan di situs gengges

3. LISTEN - BEYONCE
Sebenarnya saya lebih familiar dengan "Irreplaceable"-nya Beyonce ketimbang "Listen". Tapi tingkat earworm paling brengsek membuat lagu ini harus saya cantumkan di post ini. Karena saya sangat sering tanpa sengaja bersenandung atau menyanyikan lagu ini. Bagaimanapun, Listen menempati posisi teratas untuk kategori lagu paling emosional. 

4. NEED YOU NOW - LADY ANTEBELLUM
Hanya karena saya pernah berada pada kondisi serupa dengan lirik dalam lagu ini, Dave Heywood, Charles Kelley, dan Hillary Scott berhasil mengoyak emosi dan ingatan saya. Iya, bagaimana foto-foto bertebaran di lantai, ponsel yang akhirnya saya raih untuk menghubungi dia lebih dulu setelah entah berapa kali kami ribut, segala angan-angan bagaimana jika ia menginginkan saya seperti bagaimana saya menginginkannya. 

Ketika dia bilang tidak dapat datang, tidak jadi telfon, tidak segera membalas chat saat waktu luangnya. Hari-hari saya tidak pernah baik-baik saja. Lalu setelah bergelas-gelas kopi telah tandas, mencoba mengalihkan pikiran untuk menyelesaikan novel atau tugas. Mencari kesibukan apa saja hanya demi melupakan pikiran dan benak yang terus berkata: Saya rindu kamu. 

5. THE SCIENTIST - COLDPLAY
Kira-kira sudah berapa kali kamu jatuh cinta, lalu patah hati? Kalau kamu selalu belajar dan bercermin dari pengalaman itu, barangkali kamu akan setuju dengan saya setelah mendengar lagu ini. 

"Udah gini aja ya? Ehe."

Setelah itu, saya hanya akan mengambil sebuah peti, mengumpulkan pecahan hati saya—yang syukurnya masih dapat bekerja dengan baik setelah berbagai gejolak menimpanya—dan dengan sangat perlahan menyimpannya dalam peti, lalu menguncinya rapat-rapat persis seperti yang dilakukan Davy Jones. 

Sebab setelah saya benar-benar mengikuti alur lagu ini, ternyata untuk hati yang patah, segalanya sungguh berubah. Sampai pada titik "Saya sudah tidak lagi percaya pada frasa: kembali jatuh hati." ☺

6. PAMIT - TULUS
Dari awal melejitnya Tulus dengan berbagai lagunya di tanah air, saya sudah punya firasat lagu-lagu Tulus ini mengajarkan kita semua untuk mencintai tidak tulus. Huffftt. 

Lagu berjudul "Pamit" ini adalah salah satu lagu kejamnya Tulus. Meskipun harus dikatakan bahwa sangat tidak mungkin untuk tidak mengiyakan lagu-lagu ciptaan Tulus. Alih-alih benci Tulus, saya justru diam-diam selalu setuju dengan lagu-lagunya. :')

7. BACK TO DECEMBER - TAYLOR SWIFT
Kalau ada yang menyimak post saya sejak awal tahun ini, mestinya sudah paham mengapa lagu imi bertengger di post "Lagu Brengsek". Saya seringkali berpikir dan menduga Taylor Swift membuat lagu ini karena mau nyindir saya. Lirik yang tersurat dan tersirat sungguh membuat saya terhenyak lalu terbang lagi ke bulan ketika mengingat semuanya saat masih menyenangkan, hingga pelan-pelan kenyataan bilang saya dengan dia sudah tak sejalan. Entah siapa yang beranjak duluan. Otak dan hati saya beserta isinya yang sudah porak-poranda ini dengan energi seadanya hanya terus bergeming dan mengaminkan kejadian demi kejadian yang terus berkelebatan. 

8. MOVING ON - KODALINE
"Judulnya kok begini banget ya."
Memang, sejujurnya banyak lagu-lagu Kodaline yang kadar ngeselinnya jauh lebih tinggi dibanding lagu ini. Saya juga tak habis pikir, mengapa justru lagu ini yang saya tulis. 

Baiklah, terlampau banyak lagu cengeng di jagad raya dengan judul serupa, namun lagu ini dengan judul provokatifnya dan musik serta kandungan lirik melankolis di dalamnya sungguh memiliki takaran tepat. Belum pernah saya merasa kerelaan dirayakan seindah dan sedewasa lagu ini. Saya angkat kopi untuk lagu ini. 

9. FIX YOU - COLDPLAY
Kapan Chris Martin pernah gagal menyampaikan isi lagunya? Setelah mengaduk-aduk emosi saya di lagu "The Scientist", lagu wajib di hampir setiap cafe ini juga sangat kejam. Perhatian saya selalu tersita setiap "Fix You" terdengar mengudara, sampai sejenak harus saya hentikan aktivitas yang sedang saya lakukan saat itu juga. 

Selama tiga jam perjalanan naik kereta dari kota asal saya hingga ke Semarang, saya pernah sangat cengeng berurai airmata dan tangis diam-diam karena lagu ini memenuhi earphone saya. Dengan sangat sadar, saya akui lagu ini berhasil membuat saya merasa sangat kesepian di dalam keramaian. 

Tidak, lebih dari itu karena lagu ini adalah salah satu lagu kesukaannya. Juga kesukaan saya. 

10. ALL COMES DOWN - KODALINE
Hidup ini dinamis, bukan? 
Itu yang selalu saya ingat ketika tiba-tiba berbagai hal buruk terjadi pada saya atau siapapun. Badai terburuk pun pasti akan reda, luka-luka akan segera sirna, kesedihan terperih pun akan segera beralih. Selama kita masih terus percaya bahwa harapan dan doa pasti sampai dan Didengar Tuhan. 

Jika hari ini kamu patah, selalu ada kemungkinan kembali utuh. Entah oleh waktu atau oleh dirimu sendiri. Mungkin kamu akan marah, kecewa, menangis, merasa hancur, membenci segalanya, menyalahkan diri sendiri, merasa bernasib buruk, ingin kembali memutar waktu lalu kembali pada saat-saat bahagiamu, atau ingin memperbaiki hal-hal yang kau anggap sebuah "kesalahan", dan berharap semua menjadi seperti rencanamu. Pernah merasa begitu? ☺

Mengapa menyebut segala hal yang tak sesuai rencana manusia sebagai bencana? Bukankah Tuhan selalu punya cara untuk menyayangi makhluk-Nya? Percayalah, segala "bencana" yang menimpa selalu satu paket dengan penawarnya. 

***

Dari dua cara yang disarankan Karl, yang pertama adalah cara permanen yang terus saya yakini. Mendengarkan semua lagu brengsek di atas sampai saya bosan, sampai lagu itu tak ada artinya lagi bagi saya, sampai saya tidak peduli lagi.
Apakah berhasil?  
Rahasia. :p

#30Hari30Tulisan
#13

0 Comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah menanggapi postingan di atas!

My Instagram