“Jak, tas tentara lu sekarang
jarang lu pake ya. Eh gue inget banget pas semester satu dulu...” Lalu Saskia
mulai bercerita kebiasaan sekaligus aib saya sewaktu dulu sambil tertawa tak habis-habisnya.
***
Di perbincangan yang lain...
“Jak, beli rok ini dong biar
kembaran sama Adep.” Frisha melancarkan aksi promosi produk fashion yang ia
miliki. Ia perayu yang ulung.
***
Dalam sebuah perdebatan, saya
dengan Vera a.k.a Bocil bersitegang.
“Ih, aku mah nggak suka sama Bu
ini. Baperan ok, males banget.” Tandas Bocil.
“Enggak kok. Dia justru perhatian
banget dengan mahasiswanya.”
Isni sambil membetulkan posisi
kacamatanya mulai bersuara.
“Sudah-sudah, bagaimanapun beliau itu
dosen kita. mungkin memang blablablablabla...”
***
Di sebuah kedai masakan Jepang,
sambil menunggu pesanan. Seorang laki-laki berjalan menuju kasir. Mari kita
perjelas: seorang-lelaki-ganteng-berkaos
putih-berjalan-melewati-meja-kami-menuju-kasir. Saya bergumam, “Masnya leh
uga”.
“Iya, njiiiirrr. Dadanya bagus
banget. Perfect stranger ini mah. Buruan aktifin hape lu, Jak.” Annisa a.k.a
Annichut a.k.a Teteh menimpali.
Sebuah platform chatting pun
diaktifkan, Teteh sibuk mengutak-atik ponsel saya dengan fitur pencarian ID
seseorang berdasarkan lokasi. Saya nggak tahu ternyata ada fitur semacam itu.
Teteh cengengesan begitu mendapatkan sebuah username yang tak lain adalah milik
mas-ganteng-yang-sedang-berdiri-di depan-kasir .
Keesokan harinya, saya dapat
pesan dari Teteh: Jak, mas yang kemarin sekolah di kampus A, jurusan ini,
semester anu, ternyata kakak angkatan adek kelasku dulu, punya peliharaan
kucing, dia asli daerah A. Blablablabla.
WHAT THE...
“GILA LU BISA DAPETIN ITU SEMUA
DARI MANA, TEH? SPEECHLESS GUE!”
“Annichut dengan kemampuan stalking
melebihi FBI, akan mendapatkan informasi siapapun dan apapun hingga ke
akar-akarnya!”
***
Menuju jalan pulang melalui
“pintu doraemon” alias pintu kecil di belakang kampus, saya dan Octaviani a.k.a
Iin berjalan pelan.
“Nggak nyangka ya, Zak. Dulu kan
kamu kakak kelasku pas SMP, rumah kita padahal deketan juga, setiap pulng
sekolah mesti ketemu tapi nggak saling kenal. Eh malah ketemu lagi sekampus,
sekelas.”
“Iya-ya, In. Hamdallah sedaerah,
deketan, tapi kok ya bisa lho, In.”
“Emang nek jodoh pasti
akan bertemu dan dipertemukan kok, Zak.”
*sigh*
***
Setelah selesai kuliah di gedung
D kampus FMIPA, saya dan Adef berjalan menuruni tangga, dibarengi
kawan-kawan yang lain.
“Def, aku mau ke perpustakaan
nih. Nanti aku presentasi proposal. Kamu ikut nggak?”
“Ikut, Jak.”
“Eh tapi agak lama, Def. Nggak
apa-apa?”
“Iya, manut, Jak.”
“Def, nanti sekalian ke ruang Pak
A, ya.”
“Iya, Adef manut Jakia
aja.”
***
You can’t do epic shit with basic people. –Anonimous
So here they are: PORORO SQUAD.
Perlu ditegaskan bahwasanya itu
bukan organisasi kampus atau ormas terlarang, apalagi sindikat kejahatan.
Bukan. Saya bahkan tidak mampu memberikan definisi yang tepat untuk dua kata
itu. Lantas, apakah Pororo Squad adalah klub liga Inggris yang sedang populer,
atau dia adalah sejenis kue bolu yang sedang ramai dijual para selebriti tanah
air? Entah.
Pororo Squad |
Ada 8 perempuan di dalam Pororo
Squad, mereka adalah para perempuan yang beruntung dan seringkali mencoba
peruntungan baru di beragam sektor. Mungkin kalian akan bertanya-tanya atau
tidak peduli, siapa saja 8 perempuan tersebut? Bagaimana bisa termasuk
dalam Pororo Squad? Apakah mereka mengikuti Oprec atau audisi? Atau mereka
mengandalkan orang dalam untuk masuk ke sana?
Jawabnya ada di ujung langit,
kita ke sana dengan seorang anak. Anak yang tangkaaas dan juga pemberaniiii. *yousingyoulose*
*berartikitaseumuran* *tosjauh* Delapan perempuan itu adalah Saya, Saskia,
Frishana, Annisa, Octaviani, Vera, Adefyanti, dan Isni. Kami dipertemukan
takdir melalui ghibah-ghibah ringan di sudut ruang kelas, atau multichat, atau
kantin kampus, atau kamar indekos dan lain sebagainya. Baiklah, tidak perlu
berpanjang lebar. Inilah delapan perempuan anggota Pororo Squad yang
tampaknya tidak akan membuka oprec anggota baru. Maaf ya.
Bandar drakor nomor wahid di
kelas. Paling betah nonton drakor dari genre apapun. Kalau ada cerdas cermat
tentang drakor, bisa saya pastikan Bocil juara. Nggak ada lawan deh. Perempuan
yang berdomisili di Gunungpati ini juga merupakan penyelamat saya ketika
kiriman orangtua telat barang sehari atau dua hari. Demi melanjutkan hidup di
kota orang, Bocil biasanya paham betul kalau saya sebagai anak rantau sedang
butuh bantuan logistik sesegera mungkin. IYKWIM. LOL😂😂😂. Lalu, meskipun seringkali
berbeda pendapat dengan saya, Bocil adalah kawan sekaligus lawan bicara yang
menyenangkan!
Nah, Bocil adalah asal muasal
kami menasbihkan diri menjadi Pororo Squad. Semua ini karena dia yang mirip
dengan Pororo—pinguin dengan topi pilot dan berkacamata.
Perempuan entrepreneur muda yang
tidak pernah kehabisan ide untuk menjual apapun! Pemikat ulung hanya dengan
muka melas atau kedipan matanya. Founder Hijab Arsyila Corporation yang sangat
menyayangi dan mengasihi kliennya. Apalagi kalau ada jadwal COD. Beliau
sungguhlah rela menerjang panas, hujan, dan angin demi bertemu kliennya. Tapi
sangat disayangkan, Frisha fans berat Arsenal yang kalahan itu. Sayang sekali.
Beliau ini kadang-kadang wajahnya
tampak nakal. *dikeplak* Nakal yang surgawi. *dikeplak lagi*
Biasa disapa Adep, perempuan
tertinggi dalam jamaah Pororoah yang jarang banget berbenturan dengan orang
lain. Hidupnya seolah mengalir begitu saja dan dapat dikatakan sangat teramat
jarang mengatakan tidak terhadap segala hal. Selain itu, hidung Adep tinggi
banget macam orang Arab, ya Allah... *insert
crying emoji*
Perempuan teeerrrrbaper. Saya
nggak nyangka kami berasal dari kota yang sama. Paling betah cerita
panjang-lebar-detail-dan-penuh-dengan-quotes-bijaq. Sekarang ini dia sedang ada
di depan saya sambil menyeruput Guava Tea dan sesekali scroll timeline agar sahih
sebagai netyjen. Iin—sapaan akrabnya—juga punya hidung yang tajamnya nggak kira-kira.
Memang wagu tampaknya, saya
dikelilingi orang-orang behidung tajam. Sedangkan hidung saya bahkan tingginya
tak ada setengahnya hidung mereka. Ya
Allah monangyyyssss.😭😭😭
Kalau ndilalah Iin bisa pulang ke Cepu, namun saya tidak punya kesempatan
itu. Biasanya saya meminta tolong dia untuk membawakan masakan ibu saya yang
rasanya bikin ngefly dan ketagihan nggak ada obat. Ehehehe. Dia adalah perempuan pembawa kebahagiaan akhir bulan bagi saya yang sedang kere di Semarang yang kerashhh ini.
Terlalu banyak kejadian bersama
perempuan ini. Mulai dari yang paling seru hingga yang paling saru. Perempuan yang
berat badannya sama dengan ukuran sepatunya: 38! Bayangkan! Sekurus-kurusnya
saya, nggak pernah kurang dari 45 kg
dalam usia sekarang ini. Perempuan yang juga selalu nekad menemani saya dan Iin saat donor darah, padahal dia phobia pada darah dan juga makhluk hidup bernama cicak.
Belakangan ia begitu
menggandrungi berita-berita Line Today. FYI, Sashy—sapaan akrabnya—adalah model
catwalk di UNNES. Semenjak awal semester, kami sering bertukar event. Eh
begini, semisal Sashy ada fashion show, saya dengan senang hati akan datang dan
mensupportnya. Sebaliknya, ketika saya mengisi acara, Sashy akan datang.
Banyak hal yang terjadi bersama
Sashy, sampai saya kira tak cukup menceritakannya dalam beberapa paragraf saja.
Perempuan spesial ini akrab
disapa Teteh Annichut, karena memang dia yang paling tua. *digetok* Seperti cerita sebelumnya, Teteh punya kemampuan stalking
yang luar biasa mengagumkan. Selain stalker handal, dia adalah perempuan
terrrrrupdate dari kita semua. Berita dari kancah lokal, daerah tingkat I
sampai tingkat nasional hingga go internasyenel Yakali Agnezmo?
Sayangnya dia teramat lemah terhadap
laki-laki bernama berinisial Kris Wu Yifan. Obsesi dan kecintaannya terhadap laki-laki
itu membuatnya menjadi sensitif dan tiba-tiba bahagia meledak-ledak secara tidak wajar.
Berkali-kali patah hati oleh orang Pati tidak lantas membuatnya kecil hati.
Justru dia mulai melebarkan sayapnya dan lapang dada. Akhir-akhir ini setelah
PPL, diketahui brondong gemeznya lumayan asyique untuk disepik sampai saya
hampir khilaf.
Perempuan pecinta alam ini
sebentar lagi akan melepas masa lajangnya. Tergabung menjadi salah satu pendaki
di komunitas pecinta alam fakultas kami membuat kekuatan fisik dan hatinya
cukup kuat, tapi tidak untuk ketahanan kantuknya. Kemampuan tertidur Isni ini
sangat mencengangkan, saudara-saudari. Ia mampu tertidur di sembarang tempat
dengan segala pose yang luar biasa memeable.
Selain itu, Isni adalah
satu-satunya orang yang akan terlambat merespon gurauan kami, entah melalui
multichat atau pun sewaktu berkumpul bersama. Tapi dia jugalah yang akan selalu
melerai perdebatan antara kami—yang paling sering biasanya antara Bocil dan
Saya.
Saya adalah orang beruntung yang
bertemu mereka. Tak habis-habisnya saya bersyukur karena perempuan-perempuan
hebat ini.
***
We're not troublemaker, troubles looking for us.😝 |
Belum pernah saya memiliki kawan
perempuan sebanyak dan sesolid ini. Sejak dulu, rasa-rasanya saya hanyalah
seorang penyendiri yang HQQ. Melakukan apapun sendiri, dan sangat sulit untuk
meminta tolong meskipun kerepotan bukan main.
Bersama mereka, saya memahami
bahwa keberagaman tidak pernah seragam. Merayakan aib dan
kekonyolan masing-masing hingga menertawakannya, sampai berlinangan air mata.
Kesuksesan kecil yang juga dirayakan dengan kemewahan seadanya tapi sungguh
priceless, membuat rencana jalan-jalan atau kumpul-kumpul yang sering tertunda
atau berakhir wacana, bolos kuliah berjamaah, sampai nugas berjamaah dan rasan-rasan berjamaah.
Karena mereka, saya jadi percaya bahwa bahagia dan kesedihan ternyata sangat sederhana dan begitu dekat. Terima kasih. 😊
2 Comments
Kok punya gue gitu amat yaaak
ReplyDeletesukaaaaaaaaaaaaaaaa 😘😘😘😘
ReplyDeleteTerima kasih sudah menanggapi postingan di atas!