SEHARI SEBELUM PINDAH
Aku berbaring di kamar indekos
ini untuk kali terakhir sebelum beranjak pergi. Kutatap kembali langit-langit
kamarku, kemudian mengelilingi dinding yang dulunya dipenuhi foto diri dan
orang-orang terkasihku. Barang-barang sudah kukemasi, lemari telah kukosongi,
begitu pula meja yang pernah dipenuhi buku-buku dan beragam barang
penting-tidak penting nan semrawut masa itu. Rak sepatu seharga delapan belas
ribuan di depan kamar juga telah kubongkar agar bisa dibawa dengan mudah. Pelan-pelan
air mataku luruh. Aku tidak pernah menyangka kepindahanku akan begitu dramatis
seperti ini.