DIA TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA CANTIK


Untuk Ica Hardian.

Sebelum melanjutkan ke paragraf selanjutnya dari tulisan ini, saya beritahu lebih dulu kalau tulisan ini kemungkinan akan penuh makian, kata-kata kotor, dan sedikit pujian. Kamu boleh meninggalkan tulisan ini kalau tidak berkenan, atau tetap tinggal kalau penasaran. 

Barangkali kamu telah mengenal Ica—sahabat saya yang biasa muncul di pembaruan Insta stories atau WhatsApp status. Atau kita sama-sama sahabat Ica, atau kamu adalah Ica. Siapa saja juga bisa jadi Ica, tapi belum tentu setiap orang adalah Ica. Tentu pernyataan ini sangat luas artinya. Bisa jadi secara pembawaan, psikis, nasib, nama, atau cita-cita, pokoknya apa saja. 

***

Sebagai sesama perempuan—bukan sebagai sahabat Ica—saya akan luar biasa iri melihatnya walau sekali. Bagaimana tidak, apa yang kurang dari Ica? Perempuan dewasa dengan kenampakan paras seperti dia, seharusnya sudah berlabel "seleb" sebuah media sosial seperti Instagram, Tiktok, atau Twitter. Atau bisa saja ikut ajang putri kecantikan di negeri ini. Jujur saja, kalau dilihat-lihat hidup Ica terlalu sempurna. Terlahir sedap dengan orangtua yang demikian memanjakan dan mencintainya bak putri raja, adik nan menggemaskan, lingkungan pertemanan yang seru, laki-laki mana yang tak tertarik pada Ica dalam sekali pandang? Bohong kalau kamu bilang ica tidak menarik. :) 

Meski kebencianmu pada Ica melebihi alam semesta, dengan kedua bola matamu dan pikiranmu yang waras, tentu kamu akan tetap bilang bahwa Ica cantik. Kepalang cantik. Kamu boleh lihat dari sudut manapun dengan lensa apapun. Bahkan saat dia bersin, menguap, cemberut, atau sedang berak. Dan kamu akan tetap menyumpahi dia dengan umpatan kotor nan jahat sambil terbayang Ica terlalu cantik untuk ucapanmu yang biadab. Lalu kamu melanjutkan kehidupanmu yang biasa-biasa saja dengan penuh benci. Kebencian yang sakit.

Sebagai pacar Ica, sepertinya saya agak kerepotan. Bingung lebih tepatnya, tidak tahu harus mengimbangi Ica dengan cara apa. Hidupnya terlalu sempurna perihal kasih sayang; apalagi soal tampang, bagaimana bisa Ica lebih bersinar ketimbang rembulan? Seolah-olah alam semesta juga tidak setuju kalau Ica jadi pacar saya. Kadang, kepada Tuhan saya berdoa, agar tidak ketahuan kalau saya bajingan.  

Pacaran dengan Ica bikin saya susah tidur, kepikiran paras dan pembawaannya yang lucu dan terlampau lugu, sesekali bergurau lelucon tolol tapi tetap sangat menggemaskan. Tapi saya yang payah dan pencemburu ini mana kuat melihat gerak-gerik laki-laki garong yang mencoba mendekati Ica, entah secara langsung, atau yang main dukun. Meskipun saya juga berpotensi brengsek, tapi saya akan selalu menjaga Ica agar tidak terluka dan membuat senyumnya merekah setiap harinya. Karena jika Ica sampai menangis karena terluka oleh saya, maka seumur hidup saya akan terus mengutuki diri tanpa ampun. 

Sebagai mantan pacar Ica—yang putus baik-baik maupun tidak—tentu saya akan coba mencari sosok Ica pada perempuan lain, itu pun kalau ada. Karena jalan balikan dengannya telah tertutupi dengan kebrengsekan saya, mungkin saya tetap bisa melihatnya di media sosial, tapi tetap terlalu sulit mendekati dia. Sambil main game, karaoke-an, scroll Twitter, atau sibuk dengan gebetan, hari-hari tetap saya sempatkan untuk sekadar menengok media sosial Ica, kebetulan saya hanya tahu Instagramnya, dan beberapa akun teman-temannya yang sering mengunduh keseruan mereka bersama Ica. Meskipun sudah saya lakukan diam-diam sambil menyesali perpisahan kami saati itu, sialnya masih saja ketahuan. Ya ketahuan Ica, ya ketahuan gebetan. Belakangan, saya dengar gebetan saya mencak-mencak ngomelin Ica. Duh. Saya tidak berniat memantik api, saya sudah dibuat pusing dengan cinta tidak terbalas ini, sekarang Ica mungkin semakin kesal karena perlakuan perempuan-perempuan lain yang memakinya entah lewat pesan atau lisan. Jujur, saya ingin minta maaf mewakili mereka karena berbuat jahat pada Ica. 

Sebagai Mamang Burjo belakang kosan, mbak Ica paling suka Indomie Ayam Bawang pokoknya. Kadang dimakan bareng temen kosnya, kalo cerita suka lama, tapi seneng euy, ketawanya renyah kayak kerupuk. Saya pernah itu direkam sama temen-temennya mbak Ica. Malu pisan. Tapi mereka selalu jadi pelanggan tetap saya. Kalo nongkrong sampai jam 2 malam, kadang ngantuk, tapi ya gimana lagi. Seru pokoknya mah. Udah gitu aja ya. 

Sebagai sahabat Ica—dari sudut pandang Zakia—lebih dari 5 tahun mengenal Ica memang tidak ada jaminan bisa mengerti dia sepenuhnya. Bahkan kalau dipikir-pikir, Ica pun tidak betul-betul memahami dirinya. Sejauh yang saya kenal, sebagai sahabat, teman sekamar, sefakultas, sepermainan dan seperburjoan, Ica dikelilingi dengan banyak energi positif dari orang-orang yang sangat menyayanginya. Dia tidak kurang suatu apapun. Selama tinggal satu kamar dengan Ica di sebuah indekos sejuk di dekat kampus kami, tidak hanya berbagi kamar, namun juga berbagi cerita, berbagi makanan dan minuman, dan banyak hal lainnya. 

Saya harus mengakui Ica terlalu mudah dicintai.

Dan saya juga Seperti yang kamu—mungkin ketahui—Instagram story saya dipenuhi oleh sahabat-sahabat saya, dan yang paling sering adalah Ica dan Ondel. Beberapa kali saya menemukan akun-akun garangan atau teman laki-laki saya yang sengaja mengintip akun Ica entah mau cari apa selain perhatian. Tapi syukurlah mereka tidak begitu mengganggu.

Waktu-waktu kami masih di indekos dikejar-kejar deadline tugas berlembar-lembar dan kopi bergelas-gelas. Kami selalu bermain sepanjang hari dalam berbagai musim. Menjelang tidur malam hari, baru kami akan merangkum seluruh cerita hari ini, kemarin atau cerita-cerita kotor dan tolol kami masa lampau. Penat tak tertahankan, perihal asmara masing-masing, kami saling mencatat kejadian demi kejadian sebelum benar-benar terlelap. Tidak jarang kami bercerita sambil terkekeh, berteriak, memaki, mengumpat, bahkan menangis tersedu-sedu sepanjang malam hingga pagi. Sambil lari terbirit-birit berebut kamar mandi untuk kuliah pagi.

Masuk kampus di fakultas yang sama, wisuda pada hari yang sama. Jumlah IPK kami juga hampir sama, ya selisih satu angka lah. Tapi persaabatan kami bukan cuma soal jumlah dan angka-angka. Saya mengasihi Ica sama besarnya dengan keluarga sendiri. Maka setiap ada manusia bedebah menyakitinya, ada perasaan saya juga yang terampas. Beberapa kali menghadapi DM garangan kurang ajar tentang Ica, beberapa perempuan gila mengumpatnya mengira merebut lelakinya—padahal memang mata keranjang. 

Semua orang akan menilai sesuatu dari yang nampak oleh kedua bola matanya, karena untuk melihat hal lain pada seseorang membutuhkan waktu untuk dekat denganya, empati tak bisa diperoleh begitu saja dengan dua mata.

***

Sebagian dari cerita itu tentu hanyalah fantasi, bebas saja mau dianggap yang mana meurutmu yang fakta atau fantasi. Saya tidak berhutang klarifikasi apapun kepada kamu. Lagipula, tulisan ini untuk sahabat lekat saya, Ica Hardian yang beberapa kali tertangkap basah sedang menangisi bajingan yang sebenarnya nggak keren-keren amat. Sayang sekali, dia tidak tahu bahwa dirinya cantik. Air matanya terlalu mewah untuk seorang bajingan yang bahkan tidak bisa membaca. Saya menyesalkan dia terlalu bodoh saat jatuh cinta, tapi siapa juga yang bisa waras kalau jatuh cinta? 

Saya menyesalkan segala perasaan yang Ica berikan untuk laki-laki bajingan, tapi lagi-lagi itu hak Ica untuk jatuh cinta pada pria mana saja dan siapa saja. Entah perjalanan cintanya penuh bunga-bunga atau bertebaran luka. 

Untuk Ica Hardian yang begitu mudah dicintai, saya selalu mengirimkan banyak doa baik, berada di sampingnya menjadi teman party dan patah haty. dan menepuk pundaknya lebih sering agar menjauhkan dia dari bajingan-bajingan pengerat yang kekejamannya tiada ampun.

2 Comments

  1. WAH JADI PENGIN KENAL ICAAA

    ReplyDelete
  2. Dia melebihi ekspektasiku. Aku kira dia cantik, tapi jujur dia memang sangat sangat cantik, aku kira dia juga sempurna, tapi jujur dia sudah sangat sangat sempurna. Mungkin tulisan diatas belum cukup menggambarkan apa yang ada di dirinya, semoga dia menemukan pasangan yang juga sesempurna dirinya, untuk laki2 biasa diluar sana sama seperti saya, cukup kuatkan dan langitkan doa serta siapkan hati yang tulus selain modal ekonomi yang cukup untuk menghidupinya. Semoga bisa jadi laki laki yang beruntung bisa mendampingi dirinya walaupun tak sesempurna dirinya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menanggapi postingan di atas!

My Instagram