7 HAL YANG DILAKUKAN MAHASISWA PPL, NOMOR 5 MEMBUAT ANDA TERCENGANG!


Kira-kira hampir tiga bulan saya dan kawan-kawan menjadi “guru” di sebuah sekolah menengah pertama, tepatnya di Batang, Jawa Tengah. Kami bertiga-belas berhasil melewati hari demi hari dengan penuh semangat tertatih-tatih. Pertama, mari kita lupakan judul clickbait di atas. Percayalah tidak ada fakta yang mencengangkan seperti yang kalian bayangkan. Kecuali kalau kalian gumunan. Tapi demi memuaskan rasa penasaran kalian yang sudah terlanjur ngeklik, baiklah akan saya ceritakan.

Pada post sebelumnya, saya menceritakan sambutan dan pengalaman seminggu pertama PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di belantara sekolah. Sebagai mahasiswa praktikan, hal pertama yang harus kami lakukan adalah membawa nama baik kampus, menaati segala peraturan kampus dan sekolah, dan mengikuti norma yang berlaku agar menjadi mahasiswa yang namaste.


Kantor atau ruang mahasiswa praktikan berada di antara ruang kesenian dan kelas VII E. Di belakang ruang ada jajaran kantin yang aroma gorengan serta sotonya dapat memporak-porandakan fokus kami. Di depan ruangan kami adalah bakal lapangan yang cukup luas (saat itu sedang dalam masa renovasi). Di kantor inilah setiap jam istirahat atau pergantian jam pelajaran selalu ada murid yang tiba-tiba masuk atau memanggil-manggil agar di-notice kami. Sebuah cara konyol untuk mencari perhatian.

Baiklah, karena kalian tampaknya buru-buru tidak ingin tahu hal mencengangkan yang dilakukan mahasiswa PPL. Mari langsung dimulai:

1. CARI MUKA
credit: google image

Keyakinan saya sejauh ini adalah setiap manusia memiliki keinginan untuk cari muka terhadap orang lain dengan kadarnya masing-masing. Dalam hal ini, tentu saja setiap mahasiswa dituntut tidak boleh banyak tingkah dan menjadi “anak baik” bagi dosen pembimbing dan guru pamong. Ditambah lagi harus menjadi teladan dan guru yang baik bagi peserta didik. Cari muka itu dapat berbentuk kepatuhan, keuletan, dan kepandaian bilang “iya” untuk setiap permintaan dan perintah dari pihak sekolah. Karena ya sekali lagi kami sedang numpang praktik, mengabdi untuk pendidikan, dan demi nilai pribadi kami. Tentu saja.


2. PERANG
credit: Pinterest
Sebenarnya tidak semua mahasiswa PPL mesti kompetitif. Sebagian hanya bersikap natural dan menjadi “baik” demi kelancaran PPL tanpa harus lelah berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Tapi jika praktikan tersebut ndilalah berpasangan dengan kawan sekelasnya atau berbagi ruangan dengan mahasiswa praktikan dari kampus lain, aksi senggol-senggolan tidak dapat dihindarkan. Sebab pihak sekolah, peserta didik, dan dosen sudah pasti membandingkan para mahasiswa ini. Begitulah peperangan dapat terjadi dalam satu ruangan baik terang-terangan atau secara diam-diam.


3. BERTAHAN HIDUP
credit: Pinterest
Hidup jauh dari orang tua berarti bebas  menjadi mandiri atas perkara schedule, perut, dan duit. Kalau tidak semuanya, mostly para mahasiswa tinggal di indekos yang disewa bulanan atau tahunan sesuai kebutuhannya. Begitu pula dengan mahasiswa praktikan, kami—kebetulan saya dan kawan-kawan—menyewa rumah di dekat sekolah tempat kami praktik. Tujuannya tentu untuk menghemat anggaran dan memudahkan urusan kami selama praktik. Hidup seatap dan sepenanggungan adalah istilah lain dari merelakan berbagai kepemilikan pribadi beralih menjadi kepemilikan umum penghuni alias nggak boleh egois dan semena-mena. Jangan marah kalau shampoo sachetnya tiba-tiba hilang, jangan cemberut kalau makanannya ada yang mengambil, jangan kesal kalau bajunya dipinjam, dan jangan sedih kalau sendalnya putus sendiri. Relakanlah, kisanak. Semua yang kita miliki selama kita praktik adalah sementara—setidaknya sampai waktu penarikan mahasiswa.

Kalau memang sayang-sayang, bisa saja didiskusikan. Hingga mungkin akan menuai debat kusir yang panjang. Tak apa, lagipula mustahil tinggal bersama tanpa pertengkaran dan konflik dahsyat, bukan? Tapi sekali lagi, saya ingatkan bahwa kita semua harus bertahan hidup selama masa praktik ini, dan bertahan hidup berarti harus berbagi hidup.


4. KREATIF
Credit: We Heart It
Kalau di kosan sebelumnya—yang berada di dekat kampus—memungkinkan kita untuk gegoleran gesek gesekin kaki di kasur selama seharian dengan nyaman, hal itu tidak akan terjadi di indekos selama kita praktik. BUANG ANGAN KALIAN SEMUA! Selama saya dan tim PPL praktik, kami dituntut untuk cakap dan kreatif dalam segala macam keadaan. Selama di tempat praktik, pertanyaan dari pihak sekolah bisa berarti ujian baru bagi kami.

“Mbak, bisa membuatkan draft blablbla untuk besok pagi?”

“Mas, saya agak kesulitan mengoperasikan ini.”

“Wah, karnaval bulan ini tampaknya kami belum punya konsepnya. Bagaimana ya?”

Masih ada pertanyaan dibanding di atas. Sekali menjawab tidak, maka taruhannya adalah nama baik kami dan institusi. Inilah mengapa 7 hari dalam seminggu tidaklah cukup bagi mahasiswa praktikan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Weekend hanya akan dinikmati dalam satu tarikan nafas lalu kembali teringat betapa banyak hal yang mesti dikerjakan dan tidak ada waktu untuk leyeh-leyeh penak tenan.


5. CINTA LOKASI
Credit: Pinterest
Tidak sedikit bagi kalian yang mengharapkan hal semacam ini kan wahai jiwa-jiwa yang haus sepikan dan kasih sayang(?) Di antara berkah yang terjadi selama praktik, cinta lokasi termasuk yang paling laris dan paling mudah tercipta. Inilah alasan banyaknya jumlah pasangan LDR yang putus ketika ditinggal praktik dalam jangka waktu tertentu. Meskipun sampai sekarang saya tidak habis pikir dan tidak percaya love in the first sight, nyatanya banyak pasangan yang bermula dari cinta lokasi semacam ini. Sebagian kawan-kawan saya—mahasiswa pendidikan—putus dari pacarnya yang sudah dipacari sekian tahun karena perkara semacam ini. Mereka ada yang menjalin hubungan dengan guru sekolah setempat, kerabat guru atau warga setempat, bahkan muridnya sendiri. Cinta memang benar-benar gila. Komitmen yang tetap pada tempatnya.

Cinta semacam ini dapat terjadi melalui peristiwa sederhana—yang sekali lagi saya tak habis pikir—menemani mengajar, membantu mencetak file, melted nggak jelas ketika disenyumin, atau kebetulan sedang makan bareng. Pokoknya segala kebetulan-kebetulan yang-katanya-disengaja-atau-ditakdirkan-semesta. Halah prettt. Anehnya lagi, cinta lokasi adalah hal yang tidak mempan pada saya. Entah karena saya yang mati rasa, tidak peka, atau I’m just ugly af(?)


6. MELAWAK
Credit: Pinterest
Karena kurangnya liburan, hiburan, serta asupan vitamin sea seperti khalayak instagram yang kaya raya di linimasa itu, kami mahasiswa praktikan seringkali sengaja-tak sengaja melemparkan jokes receh demi kewarasan kami semua. Hari libur kami habiskan untuk males-malesan di kasur karena kami kurang tidur, itu pun masih dengan tanggungan tugas yang mesti lekas diselesaikan. Hiburan yang kami miliki hanya pasar malam yang letaknya cukup jauh dari indekos kami. Itu pun kalau pulang kemalaman, pikiran kami terus saja dihantui begal dan berbagai tindak kejahatan yang menakutkan. Vitamin sea vitamin sea apaaaalagiiii. TIDAK ADA YANG KAMI MILIKI UNTUK MENYELAMATKAN KEWARASAN KAMI!

Tapi syukur alhamdulillah lawakan yang kami tertawakan itu tak ada habis-habisnya. Bisa jadi obrolan tentang kawan satu tim, mahasiswa praktikan di tempat lain, seringnya peserta didik yang menyumbang kekonyolan terbanyak, sisanya adalah dosen dan guru-guru (sungguh, saya meminta maaf soal ini).

Lawakan itu pun hanya terjadi di circle kami saja, tidak mungkin tersebar keluar. Apalagi kami mahasiswa pendidikan. Tentu kita tahu sendiri, masyarakat kita sensitif sekali dengan dunia pendidikan. Perundang-undangan pun semakin ketat dan beberapa memang tidak masuk akal. Maka begitulah hari demi hari kami terlewati dengan lawakan receh kami.


7. BERSENANG-SENANG
Credit: Google Image
Begitulah mahasiswa; Manusia yang jiwa dan raganya ditempa berbagai cobaan hidup namun tetap berusaha bahagia meskipun tidak seberapa. Seperti yang saya tulis di atas, hari libur yang habis di atas kasur, hari-hari bertugas yang menghabiskan salonpas, dan hari penarikan yang habis untuk bersenang-senang. AKHIRNYA SELESAI JUGA COBAAN INI, TUHAN! Setelah tiga bulan masa praktik, akhirnya kami mendapat kabar penentuan tanggal penarikan mahasiswa praktikan.

Lokasi sekolah kami ada di dekat Jalan Pantura. Jadi, musik dangdut adalah konsumsi kami sehari-hari. Hampir setiap hari kami berada di depan televisi hanya untuk bernyanyi bersama seolah tak punya persoalan hidup. Pernah suatu waktu kami bertujuh melakukan perjalanan ke Pekalongan untuk bersenang-senang sejenak sebelum bertugas lagi. Makan jalan-jalan di mall, makan bakso, pergi ke tempat karaoke dan menyanyi sebebas-bebasnya sampai ada peringatan time out dari petugas ehe.


Nah, itulah 7 hal yang paling ingin diketahui kalian tentang para mahasiswa praktikan. Ehe. Hal-hal di atas belum tentu berlaku pada mahasiswa praktikan di tempat lain. Beberapa hanya memiliki kesamaan tanggungan dan bahkan lebih berat dari yang saya ceritakan. Terima kasih sudah menyimak dan mau-maunya membaca sampai akhir.


Jika ada sesuatu yang mengganjal pikiran, boleh kita diskusikan. Sampai jumpa di kolom komentar! 💗

16 Comments

  1. Happy ney year.
    Nggak terasa bentar lagi ppl, hoping those things happen to me LOL..

    ReplyDelete
  2. Mantap jiwa.. semoga PPL ku besok lancar 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.
      Jangan lupa menyiapkan segala kebutuhan PPL biar nggak kelimpungan ya. ☺️

      Delete
  3. Replies
    1. Ah iya, saya harus mencantumkan satu point lagi sbg nomor 8: Mendadak Kere
      Terima kasih sudah menambahkan. 😂

      Delete
  4. jadi inget maktu PPL dulu wkwkwk bener banget nomor 6 yang paling berkesan. nomor 5 sih gak ada kayaknya

    ReplyDelete
  5. Cinlok lumayan sering nih waktu jaman aku dulu 😸😸

    ReplyDelete
  6. Belum pernah nih ngerasain PPL, mungkin beberapa tahun lagi. Sekarang aja masih harus ngelewatin UN yang udah pake komputer ter-luck-nut itu.

    Mau pengen ngerasain kehidupan mahasiswa secepatnya, huhuhu.

    ReplyDelete
  7. jadi inget masa-masa dulu tapi sayangnya gak sampai cinta lokasi juga sih :D

    ReplyDelete
  8. Kalo PPL menurutku belum sampe cinta lokasi. Coba deh, nanti rasakan KKN. Hahahaha. Itu baru beneran bisa cinta lokasi. XD

    Memang bener banget, ya. Cari muka itu emang jadi hal yang penting di masa PPL. Soalnya, kalo nggak bisa aja nilai jadi amburadul ngasinya. hahaha.

    Kalo aku kemaren, PPL emang gak terlalu nyari muka, soalnya nyari ilmunya aja udah kek gak bisa istirahat.

    Selamat jadi mahasiswi...

    ReplyDelete
  9. Selama 4 tahun kuliah, 4 kali pula ngerasain semacam "PPL", kalau istilah ditempatku namanya sih PL, praktek lapangan dengan lokus di kantor desa gitu. Iyap 4 tahun ngrasain praktek di kantor desa.

    Dari yg kamu jabarin, hampir semua sama lah, teruma cinlok. Pasti ada aja tuh yg balik PL cinlok dan jadi buah bibir pas balik kampus. Kalau cari muka.. Pasti adalah orang2 kayak gitu. Prinsipku sendiri sih tidak ingin bermasalah dengan pembina PL dan pihak lain. Main aman aja biar ayem

    ReplyDelete
  10. Bukan anak kuliahan jadi belum pernah PPL... Hahaha... Sedih yaaa...
    Btw kayaknya kamu udah pernah ngalamin semua yaa? kok pengalaman bangeet siiih... Jadi curiga bikin ini karena pengalaman pribadi... Hihihihi...

    No 5 beneran bahaya yaaaa... hati bisa bolak balik...

    ReplyDelete
  11. Lah gue dulu PPL seneng banget malah ga kerasa kayak PPL.
    Ampe lupa sekolah tau-tau PPL udah kelar aja, ah jadi pengen cepet-cepet kerja wkwk.
    Sofar, PPL versiku sangat menyangkan dan ga ada beban. Keren kan :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menanggapi postingan di atas!

My Instagram