Happy Birthday, Me :)

credit: vsco

Selamat ulang tahun!

It has been a great 22 years for being who I am. You did well, thank you.

Terima kasih untuk tetap tersenyum ketika hatimu berbunga ataupun terluka.

Selamat ulang tahun. I’m so proud of you. I have never been thinking that you’re so good at being fake of your feelings. It surprised me. Aku tahu kamu lelah, tapi kamu begitu kuat meski pernah tercekik sikap dan ucap yang nyaris membunuh dirimu sendiri. Nyatanya tubuhmu masih tegap, walau derai air mata tak bisa kau sembunyikan dan jalanmu tampak pincang. Tidak apa-apa.

Terima kasih untuk tetap melangkah melalui jalan terjal dan berbatu meski kakimu tampak kesakitan. Aku lega, meski tubuhmu payah, tapi tak pernah kamu menyerah. Sesekali aku tahu kamu butuh istirahat, jadi kadang-kadang mampir kedai kopi untuk sekadar menyeka keringatmu dan memesan kopi biar kuat berjalan lagi sambil menguping obrolan orang lain yang juga mengeluh tentang persoalan hidup mereka.

Terima kasih masih terus bersamaku sejak pecah tangismu, langkah sepatu di sekolah pertamamu, mengeluh dan ngedumel saat mengerjakan PR-mu, menjalani hidup menjadi siswi hingga mahasiswi, mengenal jatuh hati dan patah hati, dan menjadi komedian ulung hingga kini bagi diri dan society. Bagaimanapun, episode demi episode itu telah kamu lalui dengan epic. Aku tidak tahu hadiah yang pantasnya kuberikan padamu.

Sejujurnya, aku selalu berpikir jika kamu terlalu istimewa untuk sekadar kue tart di toko-toko kue mana pun. Aku tak yakin jika hanya memberimu balon. Kalaupun iya, mestinya sebanyak balon di film “Up”. Tapi buat apa?

Bagaimana jika tiket nonton? Tapi kamu saja sudah lelah dengan teater dan drama di sekelilingmu. Aku berpikir tentang makanan, mungkin kamu mau sesuatu yang spesial, sesuatu yang sebelumnya barangkali belum pernah kamu coba. Bukankah ide bagus?

Kita simpan dulu perihal makanan. Apa mungkin kamu mau solo trip seperti sebelumnya? Mungkin sedikit perjalanan ke tempat baru bisa membuatmu lebih relax. Ke mana baiknya? Yogya, Bandung, Surabaya, Lombok, ke mana maumu? Biar kusiapkan keperluanmu.

***

Maaf, karena aku selalu mengeluh soal ini dan itu. Maaf, jika kita sering berseberangan dan jauh dari kata akur. Maaf, selama ini aku selalu merasa kamu tak pernah cukup untukku. Aku keterlaluan menyiksamu. Maaf, aku sering membohongimu dengan berbagai dalih. Maaf, aku selalu membiarkanmu terluka dan menangis seorang diri. Maaf, aku selalu mengutuki hidup denganmu. Maaf, aku tak pernah mengasihanimu. Maaf, aku tidak mampu lagi menghitung berapa kesalahanku padamu.

Sudah sejauh ini. Aku yakin kamu selama ini tak pernah main-main dengan hidupmu. Aku tidak akan egois untuk memaksamu ini dan itu. Tapi tentu kamu tahu sendiri, dunia sejak dulu tidak peduli dengan apa yang kamu tidak suka dan apa yang kamu suka. Aku tidak akan menggerutu dan mengeluh betapa jadi dirimu ternyata sangat sulit. Aku tidak akan lagi merencanakan untuk menjadi sedotan, pulpen, roda motor, pembatas buku, capung, elang, raket nyamuk, sapu lidi Harry Potter, microphone Adam Levine, hanger baju, sepatu India Stoker, kucing, atau apapun. Tidak. Tidak akan lagi. Aku akan mengikuti ke mana langkahmu berjalan, apapun yang akan kamu pilih, dan siapapun yang ingin kamu temui.

Sudah sejauh ini. Terima kasih telah menurutiku. Tetaplah bersamaku: akal sehat; hati nurani; tawa lepas; tekad baik; semangat; ikhlas; cinta; dan kesabaran. I’ll try my best to keep you stronger.
Selamat ulang tahun. ❤


Turning 23

2 Comments

  1. Nice postingan ka jak😊
    Dirgahayu Zakia Maharani. Selamat datang di thn ke 22. Wishing nothing but... happiness,unending joy, rest of mind, long life, a lots of smile and all good things of life❤ Aamiin

    ReplyDelete
  2. sanah helwah, zaki-a. barakallah fii umrik

    contoh manusia yang sudah bisa berdamai dengan diri sendiri. keren, jak. lanjutkan. semoga di umur baru, hidupnya jadi tambah lebih seru lagi ya!

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menanggapi postingan di atas!

My Instagram